Jakarta – Pagi yang cerah di SDTQ Imam Syafii dipenuhi tawa dan bunyi blok LEGO yang beradu. Sekitar 80 siswa SD mengikuti sesi perdana pembelajaran robotika menggunakan LEGO Education WeDo 2.0.
Kelas ini bukan hanya tentang kabel dan motor, melainkan sebuah laboratorium mini untuk mengaitkan keimanan dengan teknologi.
Senyum Saat Milo Mulai Bergerak
Awal sesi dibuka dengan perkenalan terhadap robot pertama mereka: Milo si Robot Penjelajah. Siswa-siswi, yang berpasangan, tampak serius mengikuti panduan digital. Jemari mungil mereka dengan cekatan memasangkan roda, menyambungkan kabel, hingga akhirnya menempatkan Smarthub (otak robot) di tempatnya.
Momen paling berkesan adalah ketika robot Milo pertama kali dihubungkan ke aplikasi koding. Terdengar sorakan kecil kegembiraan ketika blok perintah pertama berhasil membuat motor berputar, menggerakkan Milo maju mundur.
Guru pendamping kemudian mengajukan tantangan: bagaimana membuat Milo berhenti secara otomatis jika ada rintangan? Di sinilah konsep Sensor Gerak diperkenalkan. Anak-anak belajar bahwa sensor adalah “mata” robot, dan mereka harus menulis kode JIKA-MAKA (logika bersyarat) agar Milo bereaksi.
Refleksi dan Rasa Syukur
Inti dari sesi ini adalah pesan yang menghubungkan sains dengan tauhid. Para pengajar mengajak siswa merenung :



